Fitnah Hoax

 On Jumat, 03 Maret 2017  

"Hoax" istilah baru dijaman yang katanya modern, yang dipopulerkan oleh generasi millenial ini sangat berkaitan dengan maraknya era internet, yang dikenal dengan sosial media. Maraknya teknologi ini sangat membantu kehidupan manusia. Dimana segala hal jadi lebih muadah dari pada beberapa dekade yang lalu.

Banyak pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dengan hadirnya media sosial ini, dulu beberapa dekade yang lalu untuk kirim kabar ataupun kirim uang harus lewat surat, telegram ataupun harus wesel, saat ini bisa dengan begitu mudahnya semua hal itu dikerjakan dengan ujung jari dimanapun.

Saat ini yang terjadi adalah overload informasi, dimana banjir informasi melanda otak kita dengan masif. Media sosial saat ini sebagian dihidupi oleh caci maki. Seakan semua hal yang keluar dari mulut tidak ada hubungannya dengan causalitas atau sebab akibat dengan nasib manusia kelak dikemudian hari, atau bahkan keselamatan. Mulutmu harimaumu demikian kata pepatah, yang menggambarkan betapa berbahayanya hoax atau fitnah yang melanda saat ini.

Hadirnya media sosial ini berperan sangat besar dalam mengikis jiwa kesatria bangsa ini, dimana dulu sejak era penjajah portugis mengincar rempah-rempah dikawasan nusantara ini, jiwa-jiwa kesatria mulai luntur. Saat itu penajajah portugis mengahdapi armada kerajaan majapahit dengan meriam dari jarak jauh, sedangkan karakter bangsa ini kalau perang adalah kesatria dengan berhadapan, nah mulai saat itu karakter kesatria mulai mengalami degradasi hingga saat ini.

Karakter tidak kesatria memuncak dengan hadirnya media sosial ini, kita bisa bersembunyi disebuah akun untuk menyerang orang lain dari jarak jauh dengan tanpa resiko. Generasi sekarang lebih berat tantangannya karena mereka sudah dikepung oleh situasi jamannya. Manusia sudah dibekali perangkat sensor canggih oleh Tuhan sebenarnya, dimana kalau urusan kesehatan kita sudah punya sensor canggih dilidah, kalau kita kelebihan asam lambung maka lidah kita otomatis akan menolak bila ada kopi masuk mulut, seperti ayam yang mematuk makanan itu tidak pernah keracunan karena ada sensor di paruhnya, kecuali memang diracun oleh manusia.
Demikian pula kita sudah dibekali sensor untuk otak dan hati, sehingga untuk membendung luapan banjir informasi yang sangat merusak cara berpikir otak kita, sensor-sensor canggih itu bisa kita latih untuk menjadi lebih peka.
Fitnah Hoax 4.5 5 YLabdo Jumat, 03 Maret 2017 "Hoax" istilah baru dijaman yang katanya modern, yang dipopulerkan oleh generasi millenial ini sangat berkaitan dengan maraknya er...


Back to top
JASA TOKO ONLINE di Facebook

×