TADABBUR DAUR I No.2
( Hujan Deras Mengelilingi Ka'bah )
Saat seorang bapak untuk menarik putranya supaya segera meninggalkan arus putaran mainstream tawaf mengelilingi kab'ah, dengan fakta bahwa putranya berkali-kali gagal untuk mendekati Hajar Aswad, sebuah batu hitam yang sudah diciumi oleh jutaan ummat islam.
Dengan menarik diri dari putaran tawaf (ibaratkan hujan deras), maka sejenak mereka bisa menghela
nafas, istirahat dari nafsu untuk mencium hajar aswad. Dan lalu mereka berdua mengambil air wudlu
untuk mensucikan diri mereka lagi, ini bisa diartikan bahwa untuk memperbaiki niat mereka dan
merendahkan diri serta mencoba mencari frekuensi yang tepat untuk connect supaya nyambung dengan Sang Maha Kuasa. Yang digambarkan dengan sholat dua rakaat dan berdoa menghadap ka'bah, merendahkan diri, pasrah dan semau-mau Tuhan mau kasih info apa saja.
Bahwa semua mukjizat, karomah hanya dipinjamkan sementara olehNya. Dan faktanya Tuhan membantu mereka berdua untuk menerobos putaran lingkaran hujan deras tawaf orang dengan memperjalankan mereka sampai didepan hajar aswad dengan berjalan lurus dan tanpa senggolan dengan para jamaah lainnya.
Ini bisa sebagai suatu metoda untuk kita pelajari bahwa dalam menghadapi hujan deras (problematika hidup dll) sebenarnya sudah disediakan peluang solusinya olehNya dengan cara merendahkan diri dihadapanNya, dan jangan kebiasaan untuk mengharapkan cahaya dari luar, pancarkanlah cahaya dalam dirimu sendiri sehingga menerangi sekitarmu dan engkau tidak terkontaminasi dengan najis disekelilingmu.
Dan selalu khusnudon (berprasangka baik) terhadap Tuhan dan ini harus tanamkan dibawah sadar kita, Untuk pertolongan dari Tuhan akan sangat tergantung dan semau-maunya Tuhan dalam memberikan bentuk pertolongan, yang pasti akan diluar perkiraan manusia, seperti contoh bapak dan anak yang bisa menerobos hujan deras manusia tawaf di ka'bah.
Dalam konteks situasi Indonesia yang saat ini sedang dalam hujan deras lautan najis, hedonisme, kapitalisme dll yang mustahil kita semua tidak terkontiminasi. Yang penting kita berusaha untuk selalu memproteksi diri dengan berupaya untuk berenang kearah yang benar, masalah usaha kita berhasil atau tidak serahkan atau tawakall pada Yang Maha Kuasa. Usaha kita adalah bagaimana berdekatan tanpa harus terseret arus.
Nah metodenya untuk menggapai pertolongan Dia ada banyak jalan sesuaikan dengan yang cocok
dihatimu, bisa itu sholat, dzikir. Kalau kita melakukan sesuatu untuk connect dengan Tuhan, harus diniati dengan hati yang ikhlas, tanpa nafsu, tanpa asumsi di pikiran kita.